
Nampaknya kita sepaham dengan amarah yang meletup - letup ini..
Kebencian yang masih tertancap dalam ulu hati..
Sehingga semua desak udara muncrat ke lidah dan bibir..
Ingin memaki..
Memaki tepat diwajahnya..
Meludah pun ingin kulakukan..
Namun waktu berlalu dan aku belajar..
Aku tidak ingin menjadi seperti itu..
Seseorang yang memberikan rasa benci ini...
Aku terlalu tak ingin untuk menjadi culas seperti dia...
Aku terlalu tak ingin sayang..
Dan kamu, sayang...
Kamu terlalu purnama untuk itu..
Meski aku dan kamu sering berceloteh tentang orang seperti itu,
Yang telah merampas apa yang kita sebut perasaan baik..
Mereka akan mendapatkan karmanya..
Dan kita akan mendapat baiknya..
Dan nampaknya...
Waktu masih akan terus membuat kita terpaksa belajar sabar,
Lebih daripada sebelumnya..
Ku mohon kau tau itu..
Telan saja pil pahit ini..
Hisap empedunya..
Rasakan pahit itu hingga,
Hingga kau bisa membuatnya sebagai mindset belaka..
Hingga bisa menelannya tanpa air ataupun tersedak..
Riuh rendah amarah dalam dada..
Dibuat saja melodinya..
Dengan irama..
Aku yakin kau mampu..
Semoga kita akan baik - baik saja..
Aku yakin ini bukan rintangan terakhir..
Tapi kamu cepat belajar..
Dan tolong ajari aku bila aku tak bisa..
Karna kamu yang buat aku tetap baik - baik saja..
Duse ( Ku tulis ini di atas rumah bersama senja kemarau Tuhan )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar