Aku bisa merasakan pori-pori kulitku yang mulai berkeringat.
Tidak karena kepanasan,
Bukan karena pula kelelahan
Kali ini karena demam...
Aku juga sudah berkali - kali memperhatikan setiap kali aku bercermin, di dahiku ada kata yang bertuliskan "BUNTU" Shitt !! ( umpatku dalam hati )
Seolah - seolah sudah mengendap disana sekian waktu..
Aku juga sadar telingaku mulai tuli karena terlalu sering dicaci dari belakang oleh para capung bising,
Capung yang hanya mampu berdenging berisik tanpa makna.
Sungguh - sungguh mubasirnya kamu jadi capung...
Aku pun tahu mulutku kian bisu untuk kembali berbunyi dalam membahasakan sesuatu
Lidahku mulai malas
Terasa seperti candu..
Langit - langit mulutku seperti kawat berduri....
Aku sudah tidak lagi menggunakan otakku secepat biasanya.
Aku mulai melambat teratur..
Sengaja..
Karena aku lelah...
Karena aku jenuh...
Karena aku telah berada pada satu pucuk penantian yang pada akhirnya aku kenali jawabannya.
Dan aku memahami ini bukan berarti menyerah. Bukan juga egois karena berhenti dari apa yang telah aku mulai....
Tapi karena aku hidup hanya sekali.
Dan aku memiliki apa itu yang namanya hak, dan juga sebuah konsep absurd yang aku sebut sebagai pilihan.
Aku ingin "HIDUP" lagi...
Ya, hidup lagi..!!
Bukan berarti aku sekarang tidak hidup..
Saat ini ( mungkin ) aku hanya ingin duduk sendirian di pojokan sebuah kedai kopi sambil mengunyah es batu dari es kopi yang aku pesan dan memperhatikan pasangan - pasangan yang sedang bergandengan tangan dengan tatapan mata mesra...
Saat ini ( mungkin ) aku hanya ingin menulis dan menyampaikan semua keresahan, kegelisahan, kemarahan, kekecewaan, sumpah serapahku kepada kalian yang tepat di depanku...
Saat ini ( mungkin ) aku hanya ingin melihat kekasihku mendengar permainan gitarku dan menikmati suara dan ekspresiku, sementara di jari kananku terselip sebatang rokok yang masih menyala,yang secara teratur terasa panas jariku..
Saat ini ( mungkin ) aku hanya ingin mengayun - ayunkan kakiku di sebuah dermaga kecil sambil menatap tenangnya air dan berharap kapan tiba waktuku untuk bisa setenang itu...
Saat ini ( mungkin ) aku hanya ingin menghabiskan waktu seharian bersama dua orang perempuan dengan cara berjalan - jalan menyusuri kota, kemudian seperti biasa berceloteh kesana - kemari hingga tertawa tergelak - gelak...
Bisa saja saat ini ( mungkin ) aku hanya ingin rebah di lantai rumahku yang beralas keramik warna putih abu - abu, aku akan matikan semua lampu hingga suasana terasa sangat ’malam’, dan kemudian aku nyalakan dengan keras sebuah lagu yang aku suka dan aku akan menikmati semua itu dengan suaraku yang parau..
Dan aku akan asyik sendiri menikmati semua kemungkinan dengan ’hidangan’ yang telah aku siapkan...
Ini bukan sepi..!!
Tapi jenuh yang telah menepi. . . .
Aku ingin bernafas untuk nafasku sendiri...
Aku ingin menguji diriku dengan orang - orang terdekat yang memang telah teruji...
Aku ingin menilai diriku dari sudut yang lain..
Aku hanya lelah ’menari’ diatas pusaran air...
Aku berharap bisa berada di sebuah episode hidup sebagai seorang pemeran utama....
Dalam scene di penghujung acara, masih dengan costume, ketika semua orang tepuk tangan, dan aku berdiri di sana, dengan sorot lampu yang membuatku pada akhirnya tidak bisa membuatku melihat siapapun karena silaunya begitu membutakan.
Aku akan mengucap terima kasih sembari tersenyum puas...
Puas karena ini terakhir terbaik yang telah aku berikan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar